Review Film How to Make Millions Before Grandma Dies: Mengandung Bawang dan Spoiler, Hati-Hati!
Seperti kelas pekerja lainnya, Jumat malam jadi hari yang MinBHI tunggu-tunggu, sebelum akhirnya bisa menyambut libur di akhir pekan. Jumat malam ini MinBHI isi dengan nonton di bioskop. Pilihan film jatuh kepada: How to Make Millions Before Grandma Dies. Film asal Thailand yang disutradari oleh Pat Boonnitipat ini lumayan bikin MinBHI penasaran. Katanya sih mengandung bawang, benar apa tidaknya, mari kita buktikan sendiri.
Namun, sebelum kamu menikmati review film ini sampai habis, MinBHI ingatkan, bahwa artikel ini mengandung spoiler :)
Gambaran Kebanyakan Keluarga di Negara Asia
Film ini diawali dengan kisah seorang pemuda bernama M yang ingin punya uang banyak hanya dengan bermain game. Sampai akhirnya M bertemu dengan sepupunya yang mendapatkan warisan setelah merawat kakeknya. M pun terinspirasi untuk merawat neneknya yang belakangan diketahui sakit kanker usus stadium lanjut, dengan harapan akan mendapat jatah warisan paling besar.
Amma atau sang nenek hidup pas-pasan sambil jualan bubur. Memiliki tiga orang anak yang masing-masing sudah hidup beda rumah. Dilihat sekilas, kondisi keluarga Amma baik-baik saja, namun nyatanya tidak begitu.
Kiang, anak laki-laki pertama Amma hidup sukses, dan sibuk membahagiakan anak istrinya. Chew, anak perempuan keduanya, adalah single mom yang harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan M, anak tunggalnya yang malas mencari kerja. Sedangkan Soei, anak terakhir, meskipun tak lagi tinggal di rumah Amma, namun masih merongrong keuangan Amma.
Bukankah kondisi ini lumrah terjadi di kehidupan sekitar kita? Sosok lansia tanpa dana pensiun yang masih harus bekerja karena enggan bikin repot anak. Sementara itu, ada saja anak yang masih bergantung pada orang tua meski sudah usia produktif.
Hubungan Ibu dan Anak
Meski mapan, Kiang, anak pertama Amma sering bikin Amma kecewa karena harus absen mengunjungi Amma dengan alasan sibuk kerja, sibuk antar anak les, atau keperluan keluarganya yang lain. Sementara Soei, seringnya datang untuk minta uang sama Amma.
Chew, anak kedua, sering menjenguk, tidak merepotkan Amma, namun seperti hubungan Ibu dan anak perempuan pada umumnya, sering terlibat dalam kondisi panas dingin dengan Amma. Mulai dari perkara Chew gemar membuang tumpukan makanan kadaluarsa di kulkas Amma, sampai bersitegang karena Amma tidak mau diantar berobat olehnya.
Lansia, Penyakit dan Kesepian
Selain relasi antara anggota keluarga, film ini juga dengan tepat menggambarkan soal rasa kesepian dan sulitnya menghadapi penyakit kronis dari sudut pandang lansia. Karena terbiasa hidup sendiri, Amma sempat menolak kehadiran cucunya, M untuk merawatnya. Padahal kondisi Amma tidak memungkinakan untuk Amma menjalani pengobatan seorang diri, seperti pulang pergi ke rumah sakit menggunakan transportasi umum, sampai antrian rumah sakit yang mengular, bahkan sejak subuh. Belum lagi, kondisi rumah Amma yang menyulitkan mobilitas Amma sehari-hari.
Sebuah kenyataan pilu yang gak asing kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, bukan?
Kematian dan Warisan
Belum juga Amma tutup usia, anak-anak Amma sudah meributkan surat warisan, termasuk Kiang, anak pertama Amma yang paling mapan sendiri. Sementara Amma, makin merasa sendirian menghadapi rasa sakitnya yang makin parah di hari-hari terakhirnya.
Sudah lama Amma memiliki keinginan untuk membeli tanah kuburan, agar bisa dikubur dengan layak, namun sepertinya tak ada satupun anaknya yang terpikir untuk mewujudkan keinginannya yang satu ini, baik Kiang, Chew, dan Soei sekalipun.
Chew, sang anak perempuan sudah terlalu lelah, sibuk bekerja dan mengurus Amma. Kiang dan Soei tetap sibuk dengan urusan masing-masing, bahkan saat kondisi Amma kian parah, tidak merubah kondisi tersebut.
Meskipun “How to Make Millions Before Grandma Dies” adalah film asal Thailand, tapi semua permasalahan yang diceritakan di dalamnya sungguh terlihat familiar dengan kondisi kebanyakan orang di Indonesia. MinBHI rasa, di manapun kita dibesarkan, hubungan antar anggota keluarga, khususnya ibu dan anak akan tetap terasa kompleks, setuju?
Jangan lupa untuk kepoin terus blog BeautyHaul di sini, untuk baca review film viral lainnya ya, BeautyHaul Squad!