Gustika Jusuf Berkain Slobog, Berikut 3 Kain Tradisional Indonesia Lainnya dengan Makna Serupa

Upacara 17 Agustusan kemarin masih sedikit membekas di MinBHI. Selain tentunya merayakan hari kemerdekaan Indonesia, momen selebrasi 17 an juga menjadi ajang fashion show bagi beberapa orang, termasuk untuk mereka yang hadir di Istana Negara.
Salah satu yang mencuri perhatian MinBHI adalah penampilan Gustika Jusuf Hatta. Yes, cucu dari Mohammad Hatta ini tampil anggun dengan kain khas Jawa bernama Slobog. Gak cuma cantik, kain tersebut punya arti mendalam.
Instagram Gustika Jusuf
Kain slobog merupakan salah satu motif batik Jawa yang biasanya dikenakan pada suasana duka. Slobog, berarti longgar atau terbuka, biasanya dipakai dalam prosesi pemakaman sebagai momentum pelepasan. Bukan tanpa alasan, Gustika menggunakan kain ini atas dasar protes. Sebagai seorang aktivis, wanita lulusan King’s College London ini menyampaikan aspirasinya akan kondisi Indonesia, yang dirasa memprihatinkan lewat outfit pilihannya saat hadir di acara 17 Agustus kemarin.
Fashion ternyata bisa dijadikan sarana menyampaikan aspirasi yang lowkey tapi tetap meaningful. Selain kain slobog, ini dia jenis kain khas Indonesia lainnya yang punya arti mendalam.
1. Batik Parang Rusak
Batik Parang Rusak adalah salah satu motif paling sakral dalam budaya Jawa. Kata “rusak” di sini bukan berarti hancur, melainkan melawan. Motif ini melambangkan perjuangan manusia dalam mengendalikan hawa nafsu dan kejahatan di dalam diri sendiri. Garis diagonal yang meliuk-liuk menggambarkan ombak lautan yang gak ada hentinya, melambangkan perjuangan tanpa akhir dalam kehidupan.
2. Kain Ulos
National Geographic
Kain Ulos, merupakan tenun khas suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara, dengan sejuta makna. Kain ini menjadi salah satu simbol sakral masyarakat di sana. Ulos biasanya diberikan saat seseorang baru lahir sebagai sebuah alat untuk menyampaikan doa baik, dan juga diberikan untuk orang meninggal dengan diselimutkan di tubuh mereka sebagai simbol pemersatu roh dengan leluhur.
3. Kain Gringsing
Researchgate
Kain ini berasal dari Desa Tenganan, Bali, dan menjadi satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dengan teknik tenun ganda (double ikat). Kata Gringsing berasal dari kata "gring" yang berarti sakit atau bahaya, dan "sing" yang berarti tidak. Jadi, Gringsing berarti "tidak sakit" atau "bebas dari bahaya".
Kain Gringsing ini dimaknai sebagai salah satu simbol menolak bala atau kesialan. Masyarakat Bali percaya bahwa kain ini dapat menolak pengaruh jahat dan melindungi pemakainya dari segala bahaya, baik fisik sampai spiritual.
Indonesia tuh kaya banget ya Beautyhaul Squad. Senang banget bisa eksplor soal kain khas Indonesia, yang ternyata gak itu-itu aja!







