10 Min Before Bed: 30 Tahun, tapi Belum Menikah? Ideal atau Enggak?

Hai Beautyhaul Squad, ini seri pertama MinBHI menulis 10 Minute Read Before Bed, alias bacaan singkat 10 menit yang bisa kamu nikmati sebelum tidur. Kali ini topik yang MinBHI ingin angkat adalah soal kepantasan seseorang untuk bisa menikah, agak berat ya? Tapi MinBHI janji kamu hanya butuh waktu 10 menit atau kurang untuk baca tulisan ini sampai akhir, oke let’s start!
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2019, usia cukup menikah adalah 19 tahun, lebih tua tiga tahun dari aturan yang sebelumnya. Konon aturan ini dibuat untuk mengurangi angka pernikahan dini di Indonesia.
Apa yang Salah dengan Pernikahan Dini?
Ternyata pernikahan di bawah umur memiliki dampak yang negatif, baik secara fisik maupun mental. Pernikahan dini yang berujung pada kehamilan dibawah umur sering menyebabkan komplikasi persalinan karena tubuhnya belum siap.
Sedangkan efek mentalnya juga gak main-main, menikah di usia yang belum matang bisa bikin pasangan cekcok terus-terusan dan berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), baik fisik maupun verbal.
Harus Seberapa Matang sampai Dinilai Matang untuk Menikah?
Kalau menikah di usia 18 tahun dinilai belum matang, lantas apakah umur 21, 25, 28 dinilai sudah cukup matang dan dewasa untuk menikah? Perkawinan bukan sekadar tinggal bersama, istri masak, dan suami bekerja, tapi lebih dari itu, we all know that for sure.
Dari semua teman MinBHI yang sudah menikah di usia yang dianggap matang tersebut ada yang mengalami kegagalan, ada juga yang berjuang mempertahankan. Semua cerita memiliki benang merah yang sama: Menikah membutuhkan dua orang dewasa yang saling mencintai.
Sayangnya, baik di Indonesia atau negara manapun tidak ada batasan yang mengatur soal usia seseorang dianggap sudah dewasa dan matang secara mental. Menikah membutuhkan komitmen seumur hidup, dan untuk melakukannya dibutuhkan kedewasaan dari kedua belah pihak.
Komitmen dalam menikah bukan melulu setia tidak selingkuh, tapi juga setia untuk menghargai, menyayangi, mendengarkan, mendukung, memberikan rasa aman, membuat nyaman, dan ratusan kata kerja lainnya.
Gak heran, bagi banyak orang dewasa, keputusan untuk akhirnya menikah membutuhkan pertimbangan yang sangat panjang. Jadi kalau kamu berumur 30 tahun (atau lebih), belum menikah dan sedang baca tulisan MinBHI yang satu ini, kamu gak sendirian, some of us is facing the same thing.
Umur 30 Tahun (atau lebih) dan Belum Menikah
Ada banyak alasan seseorang memutuskan menikah, begitu pula bagi yang belum menikah. Ada yang masih mempersiapkan dirinya sampai siap berkomitmen, ada yang asik sendiri mewujudkan wishlist-nya, ada juga yang merasa belum menemukan the one.
Diantara banyaknya pertimbangan dan kondisi, beberapa mungkin mulai merasa tertinggal. Bisa jadi adik bungsunya, keponakan, adik kelas, atau bahkan anak magang di kantor sudah lebih dulu menikah. Namun perlu diingat bahwa perjalanan hidup seseorang bisa membuatnya mengambil keputusan hidup yang berbeda, and that's okay.
Menikah seharusnya gak dianggap sebagai tahapan kehidupan yang harus dilalui oleh semua orang, seperti kewajiban untuk menjadi dewasa atau kepastian untuk menua. Setiap orang bebas memutuskan kapan dirinya siap menikah, atau bahkan tidak menikah sekalipun.
Menunda untuk mengambil keputusan yang membutuhkan komitmen seumur hidup bisa dikategorikan sebagai self-love. Kamu cukup mencintai dirimu sendiri untuk tidak memaksanya melakukan sesuatu yang belum 100% kamu yakini.
Pernikahan seharusnya didasari oleh keyakinan, bukan ketakutan. Seperti takut hidup sendiri, takut “kebablasan”, takut ditinggal, takut terlalu tua untuk menikah, dan rasa takut lainnya. Menikah adalah awal dari komitmen untuk berbagi, bukan saling menakuti.
Jadi kalau ditanya salah atau benar kalau berumur 30 tahun (atau lebih) belum menikah, jelas tidak ada yang salah, dan tidak ada yang tertinggal. Kalau keputusan kamu untuk masih sendiri adalah takut berkomitmen, so let’s work on it. Tapi kalau alasannya adalah karena masih menikmati kesendirian mu, let’s enjoy it, embrace it like there is no tomorrow.







