Wisata Sejarah Jakarta: Berkunjung ke Rumah Ex-Menteri Indonesia

Kemarin MinBHI sempat bikin ide weekend seru yang cocok buat kalian si free spirited person. Nah, buat ide weekend selanjutnya, MinBHI mau kasih list tempat yang cocok dikunjungi untuk kalian yang suka dengan sejarah, dan semuanya di Jakarta! Cus, lihat list nya di bawah!
1. Wisma Habibie Ainun
Source: Tempo
Bukan sekadar rumah, tempat yang menjadi saksi bisu kisah cinta Presiden Indonesia ke-3, B.J. Habibie dan Ainun ini, sekarang menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di bilangan Jakarta Pusat.
Berlokasi di Jalan Patra Kuningan, dibalut dengan arsitektur yang megah, di dalamnya terdapat Perpustakaan yang merupakan simbol cinta keduanya akan buku. Gak main-main, koleksi bukunya mencapai lebih dari 5000 lho!
Untuk kalian yang ingin berkunjung ke sini, make sure beli tiketnya di platform resmi ya. Per tiket dibandrol 175 ribu. Pastikan juga untuk menaati peraturan, seperti memakai baju batik, dan tidak memakai sandal. Let’s go!
2. Cemara 6 Art Gallery
Source: Get Lost ID
Tidak jauh dari Sarinah, ada Cemara 6 Art Gallery yang dulunya merupakan rumah pribadi Toeti Heraty, seorang penulis sekaligus seniman asal Bandung yang dijuluki sebagai satu-satunya wanita di antara penulis kontemporer terkemuka Indonesia.
Rumahnya yang berlokasi di Menteng ini tidak hanya menyediakan ruang serba guna, cafe, serta homestay, tapi juga menjadi area untuk memamerkan koleksi lukisan dari pelukis terkenal seperti Affandi, S. Sudjojono, dan Srihadi Soedarsono. Ada lebih dari 400 lukisan dan patung yang merupakan koleksi pribadi dari Toeti Heraty. So if you’re a die hard art lover, please explore tempat ini ya!
Harga tiket masuk ke dalam Cemara 6 Art Gallery cukup murah lho, cuma 35 ribu saja. Di sini pengunjung juga bisa meminjam buku, tapi kalian diharuskan untuk daftar member dan membayar sekitar 150 ribu.
3. Museum Sasmita Loka Ahmad Yani
Source: MapQuest
Sebelum menjadi tempat bersejarah, dulunya Museum Ahmad Yani ini dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara di tahun 1950-an, dan dihuni oleh Letjen Ahmad Yani. Sampai pada akhirnya, rumah ini menjadi tempat bersejarah atas terbunuhnya Letjen Ahmad Yani dalam peristiwa G30S/PKI.
Museum ini masih mempertahankan bentuk asli bangunan lama, lengkap dengan tempat tidur Letjen Ahmad Yani dan ruang istirahat untuk anak-anaknya. Di dalamnya juga terdapat rekonstruksi peristiwa penembakan dan penculikan Letjen Ahmad Yani oleh Pasukan Cakrabirawa, lengkap dengan replika senjata dan peluru yang merenggut nyawanya.
4. Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Source: Jawa Pos
Museum Proklamasi dulunya dirancang oleh Belanda pada 1910 sebagai bagian dari konsep “kota taman” pertama di Indonesia. Gedung bergaya arsitektur Eropa ini dibangun tahun 1920, di atas lahan seluas 3.914 m² dengan bangunan seluas 1.138 m².
Saat Perang Pasifik, Jepang mengambil alih Indonesia, dan gedung ini menjadi kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Pada 16 Agustus 1945, Maeda mengizinkan rumahnya digunakan sebagai tempat perumusan naskah proklamasi oleh Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo, dan Sayuti Melik sebagai juru ketik.
Ada banyak benda bersejarah yang bisa kalian lihat di sini, mulai dari naskah proklamasi yang ditulis oleh Soekarno, meja bundar tempat mereka berdiskusi, sampai meja dan mesin ketik yang digunakan untuk menulis proklamasi.
Yuk, kunjungi tempat anti mainstream ini dan dapetin ilmu yang berfaedah!







